Morfologi Tumbuhan →Daun (Folium)

Pengertian dan Penjelasan Morfologi Daun – Apa itu morfologi? Morfologi merupakan salah satu cabang biologi yang
mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Dan pada posting kali ini
kita akan membahas berbagai bentuk dan susunan bagian tumbuhan berupa
daun. Kita semua tahu bahwa tumbuhan memiliki tiga bagian pokok, yaitu
akar, batang dan daun. Untuk yang terakhir yaitu daun merupakan bagian
tumbuhan yang memiliki peran penting. Daun mengandung zat hijau yang
dinamakan klorofil. Oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan
menyebabkan tumbuhan berwarna hijau pada daerah yang ditempatinya.

Daun mempunyai umur yang terbatas. Daun muda berwarna hijau muda
keputih-putihan, terkadang juga berwarna ungu atau kemerah-merahan.
Sementara itu, daun yang sudah dewasa biasanya berwarna hijau tua dan
lama kelamaan akan berubah menjadi kekuning-kuningan atau menjadi pirang
kemudian akan mati dan gugur dari batangnya. Daun yang gugur selalu
diganti dengan daun yang baru yang biasanya berjumlah lebih banyak
daripada daun yang gugur. Oleh karena itulah tumbuhan yyang semakin
besar akan  tampak semakin rindang.Namun ada juga tumbuhan yang pada waktu-waktu tertentu menggugurkan
semua daunnya seperti tumbuhan yang sudah mati. Tumbuhan yang mempunyai
sifat demukian disebut dengan tumbuhan meranggas (tropophyta). Contoh
tumbuhan yang meranggas pada saat kemarau adalah pohon jati, kedongdong,
kapuk randu, dan pohon para.Kita kembali ke daun. Daun merupakan bagian utama tumbuhan yang mampu
membuat makanan. Daun tersebut membuat makanan melalui proses
fotosintesis. Daun mempunyai fungsi sebagai berikut;

Pengambilan zat-zat yang diperlukan dalam fotosintesis (reabsorpsi), terutama yang berupa gas seperti CO2.Pengolahan zat-zat makanan atau (asimilasi)Penguapan air (transpirasi)Pernapasan (respirasi)

Morfologi Daun


Morfologi daun adalah bentuk atau strukutur daun yang
dapat dilihat secara kasat mata. Pembahasan variasi daun berdasarkan
morfologinya ini dapat dibedakan berdasarkan hal-hal berikut;

Kelengkapan bagian-bagiannya.Bentuk daunUjung daunPangkal daunTulang daunDaging daunPermukaan daun

Daun pada setiap tumbuhan memiliki bentuk yang berbeda-beda. Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut;

Upih daun atau pelepah daunTangkai daunHelaian daun

Contoh tumbuhan yang daunnya memiliki bagian-bagian yang lengkap adalah pohon pisang, bambu, dan pinang.

I. Variasi daun Berdasarkan Bagian-Bagian Penyusunnya.


Tidak semua tumbuhan memiliki bagian-bagian daun yang lengkap. Ada
beberapa daun yang memiliki susunan daun tidak lengkap, diantaranya;

Hanya memiliki tangkai dan helaian saja. Contohnya pohon nangka (Artrocarpus Intergra) dan mangga (Mangifera Indica)Hanya memiliki upih dan helaian. Contohnya padi (Oryza sativa) dan jagung (Zea Mays).Hanya mempunyai helaian saja. Contohnya tempuyung (Sanchus orelareus) dan biduri (Calotropis gigantea)Hanya mempunyai tangkai saja. Tangkai daun tersebut biasanya berbentuk pipih menyerupai helaian daun. Contohnya adalah akasia (Acacia auriculiformis).

II. Variasi Daun Berdasarkan Bentuknya


Selain variasi bagian-bagian daun, bentuk daun pada tiap tumbuhan pun
berbeda-beda. Berdasarkan bagian daun yang terlebar, bentuk daun
digolongkan sebagai berikut;a) Bagian terlebar terletak di tengah-tengah helaian.

Bulat, jika panjang : lebar = 1 : 1. Bentuk daun yang demikian dapat dijumpai pada teratai (Nelumbrum nelumbo)Perisai, pada bentuk perisai tangkai daun terdapat terdapat pada bagian tengah helaian daun, misalnya lompong dan daun jarak (Ricinus communis L.).Jorong (elips), jika panjang : lebar = 1 1/2 -2 : 1. Ini terdapat pada daun nangka (Artocarpus integra).Memanjang, jika panjang : lebar = 2 1/2 – 3 : 1, terdapat pada daun sirsak (Annona muricata).Lanset, jika panjang : lebar = 3-5 : 1, misalnya pada kamboja (Plumiera acuminata)

b) Bagian terlebar terletak di bawah tengah-tengah helaian daun.
Daun-daun yang mempunyai bagian terlebarnya terletak di bawah
tengah-tengah helaian daun dibedakan dalam dua golongan, yaitu sebagai
berikut;
1. Pangkal daun tidak bertoreh.

Bulat telur, misalnya daun kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) dan daun cabai rawit (Capsicum frutescens).Segitiga sama kaki, yaitu bangun seperti segitiga sama kaki. Misalnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa).Delta (segitiga sama sisi), misalnya daun air mata pengantin (Antigono leptopus)Belah ketupat, yaitu bangun segi empat yang sisinya tidak sama panjang. Misalnya daun bengkoang (Pachyrrhizus erosus).

2. Pangkal daun bertoreh atau berlekuk.
Daun yang masuk dalam golongan ini adalah sebagai berikut;

Jantung, yaitu bangun seperti belah ketupat tetapi pangkal daun memperlihatkan suatu lekukan. Contohnya daun waru (Hibiscus tiliaceus)Ginjal, daun yang pendek lebar dengan ujung yang tumpul atau
membulat dan pangkalnya berlekuk dangkal. Contohnya adalah daun kaki
kuda (Centella asiatica)Anak panah, daun tidak lebar, ujungnya tajam, dan pangkal dengan lekukan yang lancip. Contohnya eceng gondok (Sagittaria sagittifolia).Tombak, seperti bangun anak panah, tetapi bagian pangkal daun di kanan kiri tangkai mendatar. Contohnya daun wewehan (Monochoria hastata)Bertelinga, seperti bangun tombak, tetapi pangkal daun di kanan kiri tangkai membulat. Contohnya pada daun tempuyung (Sonchus asper).

c) Bagian terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun.
Kemungkinan bentuk daun yang dijumpai adalah sebagai berikut;

Bulat telur sungsang, contohnya pada sawo kecik (Manilkara kauki).Jantung sungsang, bentuknya seperti bulat telur tetapi bagian yang lebar terdapat di dekat ujung. Contohnya semanggi gunung (Oxalis corniculata).Segitiga terbalik, contohnya anak daun semanggi (Marsilea crenata).Sudip (solet), seperti bangun bulat telur tetapi terbalik. Contohnya tapak liman (Elephantopus scaber).

d) Dari pangkal sampai ujung lebarnya hampir sama.

Garis, penampang melintangnya pipih dan berukuran panjang. Misalnya bermacam-macam rumput (Gramineae).Pita, serupa daun bangun garis, tetapi ukurannya lebih panjang lagi. Misalnya jagung (Zea mays).Pedang, seperti bangun garis, tetapi daun tebal di bagian tengah dan tipis di kedua tepinya. Misalnya daun napas sebrang (Agave cantala).Paku, bentuk daun hampir seperti silinder, ujungnya runcing, dan bagian daunnya kaku. Misalnya Araucaria cunninghamii.Jarum, serupa bangun paku, tetapi lebih kecil dan meruncing. Misalnya daun Pinus merkusii.

III. Variasi Daun Berdasarkan Ujung Daun


Selain bentu daun, ujung daunpun ternyata dapat memperlihatkan adanya
variasi. Berikut akan kami uraikan bentuk-bentuk ujung daun yang sering
kita jumpai;

Runcing, terdapat pertemuan ibu tulang pada puncak daun. Contohnya ujung daun oleander (Nerium oleander).Meruncing, ujung daun tampak sempit dan meruncing. Contohnya ujung daun sirsak (Annoma muricata).Tumpul, tepi daun menuju ke suatu titik pertemuan sehingga terbentuk sudut yang tumpul. Contohnya ujung daun sawo kecik (Manilkora kauki).Membulat, ujung daun tumpul tetapi ujungnya tidak membentuk sudut. Contohnya ujung daun teratai besar (Nelumbrum nelumbo).Rompang, ujung daun tampak sebagai garis yang rata. Contohnya ujung
daun semanggi (Marsilea crenata) dan ujung daun jambu monyet (Macardium occidentale)Terbelah, pada ujung daun terdapat suatu lekukan. Contohnya ujung daun sidaguri (Sida retusa).Berduri, ujung daun ditutupi oleh bagian yang runcing dan keras (duri). Contohnya ujung daun nenas sebrang (Agave sp.).

IV. Variasi Bentuk Daun Berdasarkan Pangkal Daun


Selain ujung daun yang telah diuraikan diatas, pangkal daun juga
ternyata dapat memperlihatkan adanya variasi. Variasi pangkal daun dapat
dibedakan sebagai berikut;

a. Tepi daunnya tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal ibu tulang atau ujung tangkai daun.

Runcing, biasanya terdapat pada daun bangun memanjang, lanset, dan belah ketupat.Meruncing, biasanya terdapat pada daun abngun bulat telur, sungsang, atau sudip.Tumpul, biasanya terdapat pada daun-daun bangun bulat telur dan jorong.Membulat, biasanya terdapat pada daun bangun bulat, jorong, dan bulat telur.Rompang (rata), contohnya pada daun bangun segitiga, delta, dan anak panah.

b. Tepi daunnya dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain.

Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama
terhadap batang sesuai dengan letak daun pada batang, seperti tampak
pada daun bangun perisai.Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi sebrang batang yang berlawanan
atau berhadapan dengan letak daunnya, seperti pangkal daun yang
tertembus oleh batangnya. Jika dilihat lebih cermat bentuknya biasanya
membulat.

V. Variasi Daun Berdasarkan Tulang Daunnya


Tulang-tulang daun mempunyai fungsi sebagai berikut;

Memberi kekuatan pada daun.Sebagai jalan untuk pengangkutan zat-zat (asimilasi).

Menurut besar kecilnya, tulang daun dibedakan menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut;

Ibu tulang daun, merupakan terusan tangkai daun. Ibu tulang daun berukuran besar dan terdapat di tengah-tengah daun.Tulang-tulang cabang, adalah tulang-tulang yang berukuran lebih
kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang atau cabang
tulang lain. Tulang cabang yang berasal langsung dari ibu tulang disebut
tulang cabang tingkat 1. Sementara itu, cabang tulang tingkat 1 disebut
tulang tingkat cabang tingkat 2, dan seterusnya.Urat-urat daun ialah tulang-tulang cabang pula, tetapi kecil atau lembut.

Berdasarkan arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun dan
susunan tulangnya, daun dapat dibedakan menjadi empat golongan yaitu
sebagai berikut;

Bertulang menyirip, daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan
dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu
tulang ke arah samping keluar tulang-tulang cabang. Susunan seperti ini
mirip dengan susunan sirip pada ikan. Oleh karena itu, daun dengan
pertulangan seperti ini disebut daun bertulang menyirip. Contohnya
tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) seperti daun mangga (Mangifera
indica).Bertulang menjari, dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang
yang memencar sehingga tampak seperti jari-jari tangan. Contohnya adalah
daun pepaya (Carica papaya), daun jarak (Ricinus communis), dan daun
kapas (Gossypium sp.).Bertulang melengkung, daun ini mempunyai beberapa tulang daun yang
besar. Adapun tulang daun lainnya mengikuti jalannya tepi daun sehingga
daun yang semula memencar kemudian kembali menuju ke satu arah yaitu ke
ujung daun. Contohnya adalah pada tumbuhan berbiji tunggal
(Monocotyled0neae) yaitu daun gadung (Dioscorea hispida). Bertulang sejajar (lurus), arah tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Contohnya teki-tekian (Cyperaceae).

Berdasarkan uraian mengenai susunan tulang daun, dapat disimpulkan bahwa
susunan tulang daun dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membedakan
antara Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae. Dimana untuk tumbuhan biji
belah  (Dicotyledoneae) mempunyai daun-daun bertulang menyirip atau
menjari. Sedangkan untuk tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae)
mempunyai daun-daun bertulang melengkung atau sejajar.

Catatan: Pada golongan dikotil/berbiji belah, ada pula yang
mempunyai daun bertulang melengkung. Contohnya sirih (Piper betle).
Demikian juga pada golongan monokotil atau berbiji tunggal, ada pula
yang memiliki daun bertulang menyirip, contohnya pisang (Musa
pradisiaca), dan tanaman bunga tasbih (Canna hybrida). Ada pula golongan
monokotil yang mempunyai daun bertulang menjari, contohnya siwalan
(Borassus flabellifer).

VI. Variasi Daun Berdasarkan Daging Daun


Daging daun adalah bagian daun yang terdapat diantara tulang-tulang daun
dan urat-urat daun. Perlu untuk kita  ketahui juga bahwa tebal tipisnya
helaian daun tergantung pada tebal tipisnya daging daun. Berkaitan
dengan tebal tipisnya helaian daun, maka daun diklasifikasikan sebagai
berikut;

Tipis seperti selaput, misalnya daun paku selaput (Hymenophyllum australe).Seperti kertas dimana daun ini tipis tetapi cukup kuat. Misalnya daun pisang (Musa paradisiaca).Tipis lunak misalnya daun selada air.Seperti perkamen , yaitu berdaun tipis tetapi cukup kaku. Misalnya daun kelapa (Cocus nucifera).Seperti kulit, yaitu helaian daunnya lebal dan kaku. Misalnya daun nyamplung (Calophyllum inophyllum).Berdaging, yaitu daun tebal dan berair. Misalnya daun lidah buaya (Aloe sp.).

VII. Variasi Daun berdasarkan Permukaan Daun


Berdasarkan kondisi permukaannya, daun dapat dibedakan sebagai berikut;

a. Licin

Daun yang permukaannya licin terlihat kenampakan sebagai berikut;

Mengkilat, contohnya permukaan bagian atas daun kopi (Coffea robusta) dan beringin (Ficus benjamina).Suram, misalnya daun ketela rambat (Ipomoea batatas).Berselaput lilin, misalnya permukaan bagian bawah daun pisang (Musa paradisiaca).

b. Gundul misalnya daun jambu air (Eugena aquea)

c. Kasap, misalnya daun jati (Tectona gradis)

d. Berkerut misalnya daun jambu biji (Psidium guajava)

e. Berbingkul-bingkul seperti berkerut tetapi kerutannya lebih besar misalnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus)

f. Berbulu, jika bulu halus dan jarang-jarang. Misalnya daun tembakau (Nicotiana tabacum)

g. Berbulu kasar, jika daun berambut kaku dan jika diraba terasa kasar. Misalnya daun gadung (Dioscorca hispida)

h. Bersisik, misalnya sisi bawah daun durian (Durio zibethinus)

VIII. Variasi Daun Berdasarkan Jumlah Daunnya


Berdasarkan jumlah daun yang terletak pada tangkainya, daun dapat dikelompokkan menjadi;

Daun tunggal, yaitu hanya ada satu helaian daun saja pada setiap tangkainya. Contohnya pada daun dewa.Daun majemuk, yaitu helaian daun tumbuh pada cabang tangkai,
sehingga pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun. Contoh
daun asam.

Bagian-bagian daun majemuk adalah sebagai berikut;

Ibu tangkai daun, yaitu tempat duduknya helaian-helaian daun.Tangkai anak daun, yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun.Anak daun yaitu bagian-bagian helaian daun. Anak daun ini biasanya hanya mempunyai tangkai daun yang pendek.Upih daun, yaitu bagian dibawah ibu tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang.

Sumber https://www.jatikom.com/2016/08/pengertian-dan-penjelasan-morfologi-daun.html#ixzz57TayYPel

Comments

Popular posts from this blog

Materi perkuliahan →STRUKWAN← Jaringan Epitel dan Jaringan Ikat Dan penyokong

SOAL ESSAY TENTANG SEL

Ringkasan Materi Jaringan Hewan